11.05
0
Sejarah Antena Parabola

Antena parabola adalah sebuah antena berdaya jangkau tinggi yang digunakan untuk komunikasi radio, televisi dan data dan juga untukradiolocation (RADAR), pada bagian UHF and SHF dari spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang energi (radio) elektromagnetik yang relatif pendek pada frekuensi-frekuensi ini menyebabkan ukuran yang digunakan untuk antena parabola masih dalam ukuran yang masuk akal dalam rangka tingginya unjuk kerja respons yang diinginkan baik untuk menerima atau pun memancarkan sinyal.

Antena parabola berbentuk seperti piringan. Antena parabola dapat digunakan untuk mentransmisikan berbagai data, seperti sinyal telepon, sinyal radio dan sinyal televisi, serta beragam data lain yang dapat ditransmisikan melalui gelombang. Fungsi antena parabola yang umum diketahui oleh masyarakat di Indonesia adalah sebagai alat untuk menerima siaran televisi satelit.

Sejarah

Sejarah antena parabola dapat diamati mulai dari tahun 1970an. Ketika itu belum ada penyedia/provider untuk televisi satelit. Televisisatelit mulai tumbuh tahun 1976. HBO adalah stasiun televisi pertama yang mengembangkan program-program televisi kepada perusahaankabel melalui transmisi satelit televisi. Antena parabola C-band ditemukan oleh seorang profesor di Stanford yang mencoba membangun antena parabolanya sendiri dan berhasil menangkap siaran HBO.

Pada masa itu antena parabola C-band berukuran sangat besar. Karena itu, antena parabola diletakkan di halaman. Ketika itu, tidak ada ruang yang cukup untuk meletakkan antena parabola. Harga antena parabola pada masa itu mahal. Pada tahun 1980an, berbagai perusahan mengembangkan antena parabola C-band. Karena itu, harga antena parabola turun. Akibatnya, banyak program yang dirancang untuk televisi satelit dan dianggap sebagai investasi.

Pada tahun 1984, Kongres Amerika mengesahkan Cable Act. Ini dari Cable Act adalah untuk memperbolehkan berbagai perusahaan kabel melakukan enkripsi pada siaran mereka. Hal ini dilakukan karena ada penonton yang tidak membayar untuk layanan televisi satelit. Enkripsi berhasil mengarahkan orang-orang untuk berlangganan televisi kabel.

Pada tahun 1990an, enkripsi yang digunakan berhasil diretas. Akibat dari peretasan tersebut, perusahaan-perusahaan mulai mengembangkan dan menggunakan transmisi digital. Antena parabola berperan besar dalam perkembangan industri layanan televisi satelit.Dish Network, sebuah perusahaan penyedia layanan televisi satelit memulai penyiaran mereka pada tahun 1996. Mereka memanfaatkan antena parabola.

Pada tahun yang sama, DirecTV juga mulai bersiaran. Akibatnya, terjadi persaingan antarpenyedia layanan televisi satelit dan menandai persaingan antara berbagai perusahaan penyedia layanan televisi satelit. Saat ini Dish Network Company telah tumbuh dan menawarkan berbagai program televisi digital dan HDTV. Dish Network menyediakan berbagai saluran dan program dalam definisi tinggi. Dish Network juga menjadi penyedia layanan televisi antena parabola dengan pelanggan yang banyak.

Pada tahun 1970, 1980, dan 1990an antena parabola mengubah cara kerja pemrograman televisi. Perubahan tersebut ditandai dengan perubahan pada peralatan televisinya. Pada masa itu, antena parabola jenis C-band yang besar telah hilang. Antena parabola jenis C-bandtelah berubah ukuran menjadi lebih kecil. Kini, antena parabola berukuran kecil. Antena parabola mampu diletakkan di atap dan tidak mengganggu stabilitas bangunan. Ukurannya tidak lagi mengganggu pemandangan. Berbagai saluran dan program-program televisi yang menggunakan antena parabola telah mampu ditransmisikan dengan jelas dan tanpa gangguan. Saat digunakan menonton HDTV, antena parabola mampu mentransmisikan gambar yang realistis.

CARA MEMASANG PARABOLA 
Bagaimana cara memasang antena parabola dengan baik dan benar? Supaya kita dapat memasang Parabola dengan mudah dan benar serta cepat ikuti langkah-langkah pemasangan antena parabola berikut ini: 

Langkah-langkan Pemasangan Antena Parabola: 
1. Pasang LNB-FA dan LNB-FB pada lubang ring yang tersedia
2. Pastikan kabel Receiver dan LNB-F sudah terpasang dengan baik dan benar 
3. Posisikan ANT Parabola ke SATELIT PALAPA C-2 (113) 
4. LNB-FA mempunyai 2 terminal: pertama (rcv) untuk ke RECEIVER, yang kedua (lnb) untuk ke LNB-FB 
5. LNB-FA untuk menerima siaran SATELIT PALAPA C-2 (113) 
6. LNB-FB untuk menerima siaran SATELIT TELKOM-1 (108) 
7. Pastikan RECEIVER Anda mempunyai fungsi 0/22KHz SWITCH 
8. untuk menerima siaran SATELIT PALAPA C-2 (113), di RECEIVER 0/22KHz SWITCH harus dalam posisi OFF 
9. untuk menerima siaran SATELIT TELKOM-1 (108), di RECEIVER 0/22KHz SWITCH harus dalam posisi ON 
10. Fungsi 0/22KHz SWITCH adalah untuk MEN-SWITCH antara LNB-FA dan LNB-FB, dimana: 
a. 0/22KHz SWITCH OFF = LNB-FA 
b. 0/22KHz SWITCH OM = LNB-FB 
11. Pastikan posisi lobang ring LNB-FB terpasang menghadap timur 
112. Didalan LNB-FA dan LNB-FB terdapat batang melintang yang harus sejajar dengan arah Timur Barat 

Apabila Timbul Masalah: 
1. Pastikan Connector kabel sudah terpasang dengan bik dan benar 
2. Pastikan posisi ring dan LNB-F sudah terpasang dengan arah yang benar 
3. Apabila posisi SATELIT pada LNB-FA bisa terima dengan baik,sedangkan posisi SATELIT pada LNB-FB tidak: 
a. 0/22KHz SWITCH kemungkinan tidak berfungsi dengan baik,cobalah ganti dengan LNB-FA dan LNB-FB yang lain atau DIGITAL RECEIVER nya 
b. Gerakkan tiang FOCUS naik turun untuk mendapatkan focus yang benar 
c. LNB-FA dan LNB-FB juga bisa di stel naik turun sampai SIGNAL gambar mencapai maksimum 
d. Gerakkan posisi ANTENA PARABOLA (TIMUR, BARAT, UTARA, SELATAN 

Perhatian !!! 
1. Untuk menghindari kerusakan 0/22KHz SWITCH pada LNB-F TWIN, hubungkan connector F ke terminal LNB-F TWIN terlebih dahulu sebelum POWAER RECEIVER ON 
2. Pemasangan LNB-FA dan LNB-FB pada lubang ring harus disesuaikan dengan disk/payung yang digunakan, klu disk nya kecil (5-7 feet) maka jarak antara kedua LNB cenderung mepet (hampir atau saling berdempetan) dan kerapatn LNB diatur sedemikian rupa sehingga kedua LNB mendapat sinyal yang kuat. Jika disk yang dipergunakan besar (8-12 feet) maka jarak kedua LNB cenderung renggang, dan kerengganan diatur sedemikaian rupa agar masing-masing LNB mendapat sinyal yang kuat. Jika anda sudah terbiasa memasang maka akan hapal dengan jarak antara kedua LNB untuk masing-masing Disk yang berbeda.

CARA PASANG PARABOLA
Berikut adalah material yang saya siapkan sebelum kegiatan ini dimulai :
Satu set piringan parabola, prime focus, Ø 115 cm. Di titik tengah parabola, kedalamannya adalah 18 cm.
C Band Low Noise Block Fedhorn (LNBF) yang fungsinya sebagai transverter dari input 3,4 – 4,2 GHz menj
adi output 0,95 – 1,75 GHz dengan bantuan Local Oscillator (LO) 5,15 GHz. Banyak orang menyebutnya sebagai Feedhorn atau LNB saja.
Kabel koaksial khusus 75 Ω penghubung dari LNBF ke Set-Top Box (STB) lengkap dengan jacknya.
Digital STB. Gunanya untuk menala sinyal keluaran LNBF, mendecode sinyal dan menghasilkan komponen audio + video yang siap diumpankan ke televisi. Saya menggunakan @Metabox I (http://www.metaware.co.kr) karena kualitas yang baik serta firmwarenya bisa diupdate dengan mudah. Di pasaran, banyak sekali STB ditawarkan, mulai dari kelas Free-to-Air Digital STB (menangkap siaran gratis seperti siaran televisi swasta nasional) sampai yang sanggup membuka Pay Television (siaran teracak, harus berlangganan misalnya siaran IndoVision).
Televisi yang memiliki RCA/AV Input (3 kabel: 1 video + 2 stereo audio). Bila Anda memiliki perangkat Home Theatre yang mendukung Dolby Prologic II, suara stereo yang diterima dapat dialihkan ke Home Theatre sehingga siaran yang dibuat dalam tata suara surround (biasanya film-film dengan label DTS, Dolby Surround atau THX) dapat disuarakan bak bioskop pribadi 
Setelah semua disiapkan, Anda harus mencatat data berikut:
Satelit yang akan kita tala. Demi kemudahan, mari kita tala satelit AsiaSat 3S yang berlokasi di 0,0o S 105,5o E. Informasi posisi, transponder dan channel terkini ada di http://sattracker.mrtian.com/chart
Posisi parabola kita (gunakan GPS untuk mengetahuinya). Dalam hal ini QTH saya adalah di 6,12o S 106,5o E. Jika kita telaah, ternyata posisi saya hanya berbeda 6,12o S 1,0o E dengan satelit AsiaSat 3S sehingga nanti “pucuk” parabolanya kira-kira akan mendongak ke atas langit Jakarta.
Menyiapkan Parabola
Letakkan parabola di bidang (tempat terbuka) tidak ada halangan ke langit bebas serta datar. Untuk menentukan kedatarannya, Anda bisa tuang air ke baskom. Bila air penuh tepat lurus di bibir baskom berarti bidang cukup datar terhadap bumi. Bila posisinya miring, gunakan papan yang diganjal untuk mendapatkan bidang yang datar.

Gambar 1: Menentukan datar tidaknya bidang peletakkan parabola
Buatlah garis vertikal dan horizontal pada parabola untuk membantu penentuan posisinya. Titik temu garis ini harus berada tepat di dasar parabola (gunakan gundu, tempat di mana gundu diam itulah titik dasar parabola). Setelah digaris, berikan penanda empat arah mata angin seperti gambar berikut:

Gambar 2: Menggambar arah mata angin di piringan parabola
Arahkan piringan parabola ke arah mata angin menggunakan kompas yang diletakkan di dasar parabola (yaitu titik pertemuan garis vertikal horizontal tadi). Atur agar keempat arah mata angin itu sesuai dengan yang ditunjukkan di kompas.

Gambar 3: Mengarahkan piringan ke arah mata angin. Sumbu S – N masih sedang diarahkan
Pasanglah LNBF pada bracket yang disediakan LNBF pada parabola. Untuk menentukan tinggi bracket yang tepat, gunakan rumus berikut:

Gambar 4: Menentukan posisi tinggi bracket dari dasar antena
Pada badan LNBF ada angka-angka 0,42 sampai 0,30. Angka itu disebut f/D, didapat dengan membagi 45,9 cm / 115 cm = 0,40. Pasanglah LNBF tepat di posisi f/D 0,40

Gambar 5: Mengatur posisi f/D LNBF di 0,40
Pada kepala LNBF ada angka-angka -30o, 0o dan +30o. Angka itu mengatur arah polarisasi antena dalam LNBF. Aturlah garis 0o tepat ke arah W, yang berarti juga searah garis W pada piringan parabola. Tanpa mengubah posisi f/D, kencangkan mur pengunci pada posisi yang pas.

Gambar 6: Mengatur polarisasi antena dalam LNBF
Karena saya berada di 6,12o S, yaitu 6,12o di bawah garis katulistiwa maka saya harus mendongakkan piringan parabola sebanyak 6,12o di sumbu N agar posisi antena tepat mengarah ke atas katulistiwa. Karena Ø parabola 115 cm, maka dengan menghitung SIN 6,12o x 115 cm didapat 12 cm (ingatlah rumus trigonometri Sine, Cosine dan Tangent. Gunakan scientific calculator untuk memudahkan perhitungan). Yang kita lakukan ini disebut dengan mengatur “deklinasi”.

Gambar 7: Mengatur deklinasi
Karena saya berada di 106,5o E sementara satelit berada di 105,5o E berarti saya harus menurunkan posisi piringan sebesar 1,0o di sumbu W. Karena Ø parabola 115 cm, maka dengan menghitung SIN 1,0o x 115 cm didapat 2 cm. Yang kita lakukan ini adalah mengarahkan piringan parabola tepat pada orbit satelitnya. Karena hanya coba-coba, saya berikan beban tertentu ke sumbu W, diganjal di bawah sedemikian rupa sehingga piringan parabola turun tepat sebanyak 2 cm di sumbu W.

Gambar 8: Menyesuaikan piringan ke arah ke orbit satelit AsiaSat 3S

Gambar 9: Hasil akhir pemasangan parabola
Selesailah kita mengatur antena parabola. Kita akan mengatur STB. Karena pengaturan tiap merk STB berbeda-beda, gambar yang ditampilkan hanyalah sekadar acuan belaka. Pertama, masukkan konfigurasi antena pada STB, dan akhiri dengan mencari transponder serta channel yang disediakan pada satelit tersebut (otomatis ada pada STB masing-masing):
a. Satellite: AsiaSat 3S;
b. LNB Type: Standard (Frequency 5,150 MHz);
c. 22 KHz: Off;
d. Polarity: Auto.

Gambar 10: Mengatur konfigurasi antenna

Jika Anda tidak dapat menemukan transponder atau channel — masukkan secara manual data salah satu TV, misalnya TV 5 ASIE:
a. Frequency: 3.670 GHz;
b. Polarity: HORIZONTAL (H);
c. Symbol Rate: 26,000 symbols/second;
d. FEC: 7/8;
e. Name: TV 5 ASIE;
f. Video PID: 1120;
g. Audio PID: 1121;
h. PCR PID: 1120.
Jika Anda menemukan beberapa channel TV secara otomatis melalui fasilitas
Search di STB — pilihlah satu channel misalnya TV 5 ASIE.

Gambar 11: Kekuatan sinyal yang diterima
Kemudian, aturlah agar sinyal diterima sebesar mungkin dengan mengkoreksi kedudukan piringan parabola. Pada gambar di atas, kekuatan sinyal yang semula hanya 20% setelah dikoreksi menjadi 73%, kualitas tetap 85% tetapi warnanya sudah hijau artinya sudah cukup stabil menerima sinyal. Pada STB yang saya miliki, gambar akan tampak baik bila sinyal ada di atas 60%, kualitas di atas 80% dan bar persentase menunjukkan warna hijau (bisa berbeda di tiap STB).
Setelah sepuluh langkah ini selesai dilalui, kita bisa mengulang pencarian transponder serta channel lain agar seluruh siaran bisa ditangkap. Ada 55 siaran TV gratis + 26 siaran radio gratis yang saya bisa nikmati (di luar siaran teracak yang jumlahnya mendekati 100). Setelah itu siaplah kita menikmati siaran dari luar negeri melalui satelit AsiaSat 3S dengan kualitas video tanpa cacat serta suara stereo yang membahana.

Sangat puas bisa menemukan posisi satelit secara mandiri, biar pun sinyal yang diterima pas-pasan tetapi karena mencari dengan usaha sendiri, ada ilmu berharga yang bisa kita serap. Tantangan ke depannya adalah bagaimana mencari satelit untuk TVRO lainnya seperti Palapa C2, Panamsat 7 + 10, ST 1, Thaicom23, Apstar 2R, AsiaSat 2 serta Telkom 1. Mengganti C Band LNBF dengan antena receiver/transverter band amatir radio adalah hal yang mudah setelah Anda tahu posisi satelitnya berada di mana. Antena transmitter untuk komunikasi dua arah dengan satelit biasanya Yagi; tentunya mudah ditentukan arahnya dengan bantuan referensi posisi piringan parabola kita.
Catatan:
Pengaturan posisi piringan parabola ini hanya untuk menerima sinyal satelit Geostationer Earth Orbit (GEO) yang orbitnya di sekitar garis katulistiwa, bukan untuk satelit Low/Medium Earth Orbit (LEO/MEO) atau yang orbitnya tidak berada di garis katulistiwa.

Cara Memasang Antena Parabola Digital? 

Bagaimana cara memasang Antenna Parabola atau Decoder Parabola dengan cara yang baik dan benar? Agar frekuensi sinyal yang kita dapatkan untuk menonton siaran TV atau sebagai peralatan interface internet dengan menggunakan Antenna Parabola atau Decoder Parabola baik? Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan antena parabola tersebut :
1. Posisi Parabola :
Letakkan Antenna Product parabola di bidang ( tempat terbuka ) tidak ada halangan ke langit bebas ( bebas dari rintangan seperti : pepohonan, gedung, dll ) serta datar. Untuk menentukan kedatarannya, bisa dengan cara menuang air ke baskom. Bila air penuh tepat lurus di bibir baskom berarti bidang cukup datar terhadap bumi. Bila posisi Antenna Decoder Parabola miring, gunakan papan yang diganjal untuk mendapatkan bidang yang datar.
2. Penentuan Posisi Parabola :
Buatlah garis vertikal dan horizontal pada Antenna Product parabola untuk membantu penentuan posisinya. Titik temu garis ini harus berada tepat di dasar Parabola Digital atau Digital Product Parabola ( gunakan gundu, tempat di mana gundu diam itulah titik dasar parabola ). Setelah digaris, berikan penanda empat arah mata angin seperti gambar berikut:Arahkan piringan Antenna Decoder parabola ke arah mata angin menggunakan kompas yang diletakkan di dasar parabola ( yaitu titik pertemuan garis vertikal dan garis horizontal tersebut). Atur agar keempat arah mata angin itu sesuai dengan yang ditunjukkan di kompas.
3. Pemasangan LNBF :
Pasanglah LNBF pada bracket yang disediakan LNBF pada parabola. Untuk menentukan tinggi bracket yang tepat
4. Pengaturan Sinyal :
Jika antena Parabola Digital atau Digital Product Parabola sudah terpasang ( termasuk kabel-kabel konektornya ), kemudian aturlah agar sinyal diterima sebesar mungkin dengan mengkoreksi dudukan ( posisi ) piringan parabola. Kekuatan sinyal yang diperlukan >= 60% dan kualitas >= 70% dengan indikator warna hijau pada receiver yang artinya sudah cukup stabil menerima sinyal. Pada STB, gambar akan tampak baik bila sinyal ada di atas 60%, kualitas di atas 70% dan bar persentase menunjukkan warna hijau ( bisa berbeda di tiap STB

Peralatan dan barang-barang yang dibutuhkan

Adjustable spanner Adjustable spanner 

Drill and appropriate bit Bor dan bit yang sesuai 

Hammer. Hammer. 

Helping tool for metallic wall plugs fixing Membantu alat untuk logam dinding busi memperbaiki 

Compass Kompas 

Marker Marker 
Material necesario Bahan necesario 

Dish, with all its pieces Dish, dengan semua potongan yang 

"L" wall mount "L" dinding mount 

4 metallic wall plugs 4 colokan logam dinding 

4 hexagonal screws 4 heksagonal sekrup 

4 stainless steel washers 4 mesin cuci stainless steel 

2 "F" connectors 2 konektor "F" 

Coaxial cable, for satellite signal Coaxial kabel, untuk sinyal satelit 

Digital TV receiver or PCI card or USB receiver TV digital penerima atau kartu PCI atau USB penerima 

Kabel koneksi
Cut the cable insulation as described here: Potong isolasi kabel seperti yang dijelaskan di sini: 
Use two "F" connectors, on both ends of the cable. Gunakan dua konektor "F", pada kedua ujung kabel. Connect one end to the LNB of the dish and the other one to the receiver. Hubungkan satu ujung ke LNB piring dan yang lain ke penerima.

0 komentar:

Posting Komentar